Esensi Tepat Waktu

Petinggi : "Nanti kita kerkom jam 9 ya!!"
Aku : "Aku nyampenya jam 10 aja ah, nanti kalo nyampenya jam 9 aku pasti sendirian." (bicara dalam hati)

Pasti banyak orang yang pernah berfikir seperti si aku ini. Kenapa pernah terfikirkan seperti itu? Fikiran itu muncul disebabkan oleh kekecewaan. Ia yang datang tepat waktu telah mengorbankan sesuatu. Tapi pengorbanannya tidak dihargai. Banyak dari temannya yang malah menyepelekan waktu--datang kapan pun semaunya. Kebiasaan datang terlambat itu menular dan mengakar. Pada awalnya mungkin hanya satu dua orang yang terlambat. Lama-kelamaan akan bertambah banyak. Pada awalnya hanya sekali dua kali telat, lama-lama keterusan dan menjadi sebuah kebiasaan. Pada akhirnya perjanjian waktu hanya dianggap sebagai sebuah omong kosong oleh semua orang. Sehingga terciptalah generasi jam karet--tukang nyepelein waktu. Agenda yang telah disusun sedemikian rupa menjadi berantakan. Pekerjaan yang harusnya sudah selesai dari jauh-jauh hari jadi melebihi deadline, atau dipaksakan selesai dengan hasil seadanya--tidak maksimal.

Padahal dengan tepat waktu hidup kita menjadi lebih terencana, lebih pasti. Kita jadi bisa menentukan agenda kegiatan selanjutnya. Kita bisa hidup dengan lebih produktif. Tepat waktu juga menunjukan bahwa kita adalah pribadi yang bertanggung jawab, tidak egois, dan menghargai orang lain.

Komentar

Postingan Populer