Muslim di Era Digital
Generasi milenial hidup di era digital dimana terdapat
banyak akses untuk memperoleh dan menyebarkan informasi. Informasi yang beredar
banyak yang benar, tapi tidak sedikit juga yang salah. Oleh karena itu
kemampuan literasi dan berfikir kritis sangat diperlukan agar dapat memilih
dengan tepat informasi apa yang akan diserap dan disebar.
Banyak hal positif yang dapat dimaksimalkan dengan mengambil
keuntungan dari hidup di era digital ini. Sebagai muslim milenial, kegiatan
berdakwah dan menyuarakan pendapat menjadi lebih mudah. Kemudahan akses
internet juga mempermudah muslim milenial untuk memperdalam agama dan berbagai
disiplin ilmu. Tapi, kegiatan tersebut tetaplah harus didampingi oleh orang
yang kompeten di bidangnya yaitu para ulama dan guru besar. Karena jika kita
belajar sendiri, kadangkala ilmu kita belum cukup untuk kita memahami sesuatu
sehingga kita salah mengintepretasikan informasi. Yang akhirnya membuat kita
menjadi pribadi yang tidak toleran, radikal, dan mengujarkan kebencian. Padahal
sejatinya islam adalah agama yang penuh dengan kasih saying, cinta damai, dan
sangat menghargai perbedaan.
Semua agama sejatinya mengajarkan kebaikan dan kedamaian.
Dalam islam, hal tersebut tercerminkan dalam surat Al-Anbiya ayat 107, “Dan
tidaklah kami mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi semesta alam.”
Dan hadits nabawi, “Sesungguhnya aku (Rasulullah SAW) diutus untuk
menyempurnakan akhlak.” Sebaik-baiknya akhlak adalah akhlak yang dimiliki oleh
Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, kita sebagai muslim harusnya mencontoh
akhlak nabi yang ‘nur rahmatan lil’ alamin’ yaitu, yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam
semesta. Tidak hanya untuk yang kita anggap
sebagai golongan kita saja, tapi juga untuk golongan.
Akhir kata, semoga kita senantiasa berfokus pada nilai-nilai
positif dan senantiasa mengambil pelajaran dari hal negatif yang terjadi.
Komentar
Posting Komentar